Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kini tidak hanya berfokus pada persiapan siswa untuk menjadi karyawan, tetapi juga aktif mengembangkan jiwa wirausaha melalui berbagai program praktik bisnis. Pendekatan ini membekali lulusan dengan kemampuan untuk tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga untuk menciptakan peluang ekonomi mereka sendiri. Melalui simulasi dan proyek nyata, SMK mempersiapkan generasi muda untuk menjadi inovator dan penggerak ekonomi.
Salah satu cara utama SMK dalam menumbuhkan jiwa wirausaha adalah dengan mengintegrasikan praktik bisnis secara langsung ke dalam kurikulum. Siswa didorong untuk terlibat dalam proyek-proyek yang mereplikasi siklus bisnis riil, mulai dari identifikasi ide, perencanaan produk, proses produksi, hingga strategi pemasaran dan penjualan. Misalnya, jurusan Tata Boga sering kali mengadakan event bazar di mana siswa harus merancang menu, menghitung biaya, memasak, dan menjual produk mereka kepada publik. Jurusan Desain Komunikasi Visual mungkin menerima pesanan desain dari UMKM lokal. Ini memberikan pengalaman nyata tentang tantangan dan kepuasan dalam berwirausaha. Sebuah data internal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi pada 10 Juni 2025 menunjukkan bahwa 40% SMK telah menerapkan unit produksi atau teaching factory sebagai sarana praktik bisnis siswa.
Selain itu, banyak SMK kini memiliki mata pelajaran kewirausahaan yang diajarkan oleh guru-guru yang berpengalaman di dunia bisnis atau bahkan mendatangkan praktisi dan pengusaha sukses sebagai narasumber. Mereka berbagi kisah inspiratif, tips praktis, dan tantangan yang pernah dihadapi. Beberapa SMK unggulan juga membangun inkubator bisnis mini, di mana siswa dengan ide-ide inovatif dapat mengembangkan prototipe produk atau layanan mereka dengan bimbingan dan mentorship. Ini adalah langkah konkret dalam praktik bisnis yang mendalam. Misalnya, pada sebuah kompetisi kewirausahaan tingkat nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada 22 Mei 2025, sebuah tim dari SMK Teknologi Informasi berhasil meraih juara satu berkat aplikasi manajemen sampah digital yang mereka kembangkan.
Kemitraan dengan dunia usaha, UMKM, dan lembaga keuangan juga mendukung ekosistem kewirausahaan di SMK. Kemitraan ini membuka pintu bagi siswa untuk mendapatkan pendanaan awal, akses ke pasar, atau bimbingan dari mentor berpengalaman. Dengan kombinasi praktik bisnis yang intensif, kurikulum relevan, dan dukungan ekosistem, SMK berhasil mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga keberanian, kreativitas, dan kemampuan untuk menciptakan peluang bisnis mereka sendiri, berkontribusi pada kemandirian ekonomi dan pertumbuhan nasional.